PADAMU MARUYUNG
PADAMU MARUYUNG
KKN 302
Masa masa
kecil kini telah berlalu, waktu mengalir begitu derasnya tak terasa umur pun
ikut mengikuti. Masa masa kecil yang selalu di impikan dengan hal-hal yang
selalu menyenangkan, namun kini waktu telah merenggut kami semua, dewasa kini
hal-hal yang telah berlalu berubah menjadi sesuatu yang lebih baik. Menatap hidup
dan memaknai hidup. Itulah yang akan kami lakukan, sebuah perjalanan panjang
yang akan kami lakukan di Desa Maruyung, Kec.Pacet
Kami adalah mahasiswa
semester 7 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sudah
menjadi hal yang maklum dan menjadi kewajiban kami mengikuti KKN ini sebab hal
ini adalah salah satu syarat untuk bisa memeluk topi toga kami.
Dua minggu sebelum pelaksanaan KKN,
kami mempersiapkan segala kebutuhan
dan kehebohan. Beberapa kali kami melakukan kumpulan
yang biasa kita sebut ngobrol santai. Kami melakukan kumpulan atau ngobrol
santai sebanyak 4 kali. Kumpulan pertama, perkenalan anggota KKN satu sama
lain. Tidak semua bisa hadir, ada bebeapa orang yang absen. Pertemuan kedua,
ngobrol santai membahas tentang baju KKN.
Pertemuan ketiga
bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), membahas 7 siklus pelaksanaan KKN
Sisdamas. Secara jadwal 7 siklus tahapan KKN Sisdamas yaitu Pertama, Soswal (Sosialisasi Awal), RW
(Rembug Warga),Refso (Refleksi Sosial) dilaksanakan pada minggu I. Kedua, Pesos (Pemetaan Sosial)
dilaksanakan pada minggu II. Ketiga, Orgamas
(Pengorganisasian Masyarakat), dilaksanakan pada minggu II. Keempat, Cantif (Perencanaan
Partisipatif) dilaksanakan pada akhir minggu II dan atau pada awal minggu III.
Kelima,Sipro (Sinergi Program) dilaksanakan oleh peserta KKN pada minggu III.
Pepro (Pelaksanaan Program) dilaksanakan pada minggu III. Terakhir Monev
(Monitoring Evaluasi) dilaksanakan pada minggu IV sekalian melaksanakan
penutupan KKN.
KKN kami
dimulai dari hari selasa tanggal 31 Juli
2018. Kami adalah kelompok KKN 302 yang beranggotakan 14 orang.
Ada Muhammad Haydar sebagai Ketua Kelompok Pelaksana (KKP) dan beranggotakan
Avista Apriliyani, Ayi Kurniawan, Siti Latifah, Nuri Frasna Vitara, Dinda
Padzria, Dwi Saptanti Yuliana, Rifa Morteza Billah, Mida Nurhamidah, Erni
Mulyani, Nabila Hanifah, Muhamad Ginanjar, Satrio Haryo Widoseno, dan Rudi Kafil Yamin A. Info tentang jadwal keberangkatan KKN pun sangat
mendadak kami dapatkan, yaitu H-1 keberangkatan. Saat itu kelompok 302
dijadwalkan berangkat pukul 5.30 WIB.
Anggota kelompok kami yang belum menyiapkan barang" pun bergegas
menyiapkannya. Anggota kelompok kami ada yang naik bis dan ada juga yang naik
kendaraan pribadi. Sebelum berangkat ke Pacet, kami sempat kebingungan tentang
lokasi bis kami berada. Kami kira pool DAMRI Gedebage terletak di kampus 2 UIN.
Tapi nyatanya 5 diantara anggota kami salah lokasi. Untungnya salah satu teman
kami ada yang membawa mobil sehingga setelah kami tahu bahwa kami salah lokasi,
kami langsung pergi menuju pool DAMRI yang sebenarnya.
Akhir cerita
sampailah kami di desa maruyung, secara harfiah ma memiliki arti mawa dan
dalam bahasa indonesia membawa dan ruyung memiliki arti senjata suci . sedikit memahami makna
dari nama desa tersebut ialah sebuah tempat dimana ada sebuah pusaka yang
dianggap begitu penting seperti di ambil dari kata ruyung ialah sebuah pusaka yang pasti memiliki nilai sejarah yang
sangat besar, karena pengambilan sebuah nama tidak terlepas dari peristiwa yang
tak terlupakan. Lalu bentuk apakah senjata suci itu ? adalah sebuah perubahan
yang dirasakan oleh individu masing-masing masyarakat di desa Maruyung, karena
sejarah berkata bahwa daerah ini dulunya adalah sarang preman namun waktu telah
merubah semua itu menjadi sesuatu yang lebih baik, dari yang tawuran itu bisa
terjadi hampir tiap hari namun sampai hari ini tidak ada satupun hal itu
terjadi karena masing-masing masyarakat Desa Maruyung memiliki dan selalu
membawa senjata suci itu kedalam kehidupan mereka, tak lain adalah perubahan, harapan
untuk menjadi lebih baik lagi.
#Jurnalpembuka
#padamuMaruyungUinBandung
#301
#302
#303
Comments
Post a Comment